Tapak Jejak Kerajaan

Tapak Jejak Kerajaan

Kamis, 22 Januari 2015

Wilayah Kerajaan Majapahit



Ekarici Ditta Rahmadani


Bag 1. Penaklukkan Jawa dan Sumatera

Setelah meruntuhkan Jayakatwang di Daha pada bulan April 1293 m, desa Majapahit awal di Alas Trik menjadi pusat pemerintahan kerajaan baru, Kerajaan Majapahit. Saat itu wilayah kekuasaannya meliputi daerah kerajaan lama Singhasari, hanya sebagian kecil saja dari Jawa Timur.
Sepeninggal Ranggalawe pd tahun 1295 M atas permintaan Arya Wiraraja sesuai janji Sanggramawijaya, kerajaan Majapahit dibelah dua; bagian Timur yg meliputi daerah Lumajang diserahkan pada Wiraraja. Shg pd akhir abad 13 Majapahit hanya meliputi daerah KEDIRI, SINGHASARI, JENGGALA dan MADURA. Dengan penumpasan Nambi pd 1316 LUMAJANG bergabung lg dgn Mahapahit (Prasasti Lamongan). Dan sejak thn 1331 wilayah Majapahit diperluas berkat pendudukan SADENG di tepi sungai Bedadung dan KETA dipantai utara Panarukan. Saat itu wilayah Kerajaan Majapahit meliputi SELURUH JAWA TIMUR dan MADURA.
Baru setelah itu Majapahit mulai menjangkau pulau2 di luar Jawa yg disebut Nusantara. Menurut Pararaton ini sangat dipengaruhi oleh program politik ekspansi Gajah Mada pd 1334. Namun pelaksanaannya baru berjalan mulai tahun 1343 dengan penundukan BALI.
Antara tahun 1343 dan 1347, Adityawarman meninggalkan Jawa untuk mendirikan Kerajaan Malayapura di Minangkabau, Sumatera (Prasasti Sansekerta pd arca Amoghapasa 1347 M. Dlm prasasti ini Adityawarman bergelar Tuhan Patih).
Pada thn 1377 SUWARNABHUMI diserbu oleh tentara Jawa. Putra mahkota Suwarnabhumi tidak berani naik tahta tanpa bantuan dan persetujuan kaisar Cina. Karena takut pada raja Jawa Majapahit.
Kaisar Cina lalu mengirim utusan ke Suwarnabhumi untuk mengantarkan surat pengangkatan namun di tengah jalan dicegat oleh tentara Jawa dan dibunuh. Meskipun demikian kaisar tidak mengambil tindakan balasan terhadap raja Jawa, karena mengakui bahwa tindakan balasan tidak dpt dibenarkan.
Sebab utama serbuan tentara Jawa pd tahun 1377 ke Suwarnabhumi ialah karena raja Suwarnabhumi pd tahun 1373 mengirim utusan ke Cina diluar pengetahuan Raja Jawa. Pengiriman utusan itu dipandang sbg pelanggaran thd status negara Suwarnabhumi, yg sebenarnya adalah negara bawahan Majapahit.
Tarikh penundukan Suwarnabhumi sekitar tahun 1350. Keruntuhannya mengakibatkan jatuhnya daerah2 bawahannya di Sumatera dan di Semenanjung Tanah Melayu ke dalam kekuasaan Majapahit. Duabelas negara bawahan Suwarnabhumi adalah :

1.   PAHANG
2. TRENGGANU
3. LANGKASUKA
4. KELANTAN
5. WOLOAN
6. CERATING
7. PAKA
8. TEMBELING
9. GRAHI
10. PALEMBANG
11. MUARA KAMPE
12. LAMURI

hampir semuanya disebutkan dlm daftar daerah2 bawahan Majapahit. Daftar tsb juga menyebut nama2 daerah bawahan lainnya. Rupanya Suwarnabhumi dijadikan batu loncatan bagi tentara Majapahit untuk menundukkan daerah2 lainnya di sebelah barat pulau Jawa.

Bag 2. Penaklukan Tumasik (Singapura) dan Samudera Pasai 

Di daerah2 bawahan Majapahit di Suwarnabhumi tadi, tidak diketemukan Serat Kekancingan atau Prasasti sebagau bukti adanya kekuasaan Majapahit. Namun hikayat2 daerah tsb, yg ditulis kemudian, byk menyinggung adanya hubungan antara berbagai daerah dgn Kerajaan Majapahit. Memang lbh banyak dalam bentuk dongengan, tidak sbg catatan sejarah khusus.
Cerita2 rakyat tersebut menunjukkan kekaguman thd keagungan Majapahit. Tentang kejayaan serbuan TUMASIK oleh tentara Majapahit berkat pengkhianatan seorang pegawai kerajaan, yg bernama Rajuna Tapa. Konon sehabis peperangan Rajuna Tapa kena umpat sbg balasan khianatnya, berubah menjadi batu di sungai Singapura, rumahnya roboh dan beras simpanannya mjd tanah.
Dongengan tsb mengingatkan serbuan Tumasik oleh tentara Majapahit di sekitar tahun 1350, krn Tumasik termasuk salah satu pulau yg harus ditundukkan dlm program politik Gajah Mada dan lalu tercatat dlm daftar daerah bawahan Majapahit.
Begitu pula dgn Kerajaan Islam Samudera Pasai di Sumatera Utara. Terdapat dongeng romantis tentang serbuan Pasai oleh tentara Majapahit yg diceritakan dalam HIKAYAT RAJA RAJA PASAI. Pada pemerintahan Sultan Ahmad di Pasai, puteri Gemerencang dari Majapahit jatug cinta pada Abdul Jalil, putera Raja Ahmad hanya krn melihat gambarnya.
Oleh krn itu ia pun pergi ke Pasai dgn membawa banyak kapal. Sebelum mendarat terdengar kabar bahwa Abdul Jalil telah mati, dibunuh oleh ayahnya. Puteri itupun kecewa dan putus asa, lalu berdoa pd dewa agar kapalnya tenggelam. Doanya pun dikabulkan. Mendengar kabar itu Sang Raja Majapahit murka, lalu mengerahkan tentara untuk menyerang Pasai. Ketika pasukan Majapahit menyerbu Pasai, Sultan Ahmad berhasil melarikan diri, namun Pasai berhasil dikuasai dan diduduki.
Ini hanya cerita rakyat yg melengkapi kegemilangan ekspedisi Sumatera yg mungkin sekali dipimpin Gajah Mada sendiri. Sebab ada beberapa nama tempat di Sumatera Utara yg mengingatkan serbuan Pasai oleh tentara Majapahit di bawah komando Gajah Mada.
Misalnya, sebuah bukit di dekat kota Langsa bernama Manjak Pahit. Menurut cerita setempat, tentara Majapahit membuat benteng di atas bukit itu dalam persiapan menyerang Temiang.
Rawa antara Peurlak dan Peudadawa bernama Paya Gajah (Gajah Mada), krn menurut dongengan rawa tsb dilalui oleh tentara Majapahit di bawah pimpinan Gajah Mada dalam perjalanan menuju Lhokseumawe dan Jambu Air, yg menjadi sasaran utama serangannya.
Bukit Gajah yg terletak di pedalaman disebut demikian karena setelah tiba di Jambu Air, Gajah Mada bersama tentaranya langsung bergerak menuju bukit itu. Dan bukit di dekatnya bernama Meunta, perubahan dari nama Mada, krn disitulah Gajah Mada membuat persiapan untuk menyerang Pasai. Itulah beberapa nama tempat di Sumatera Utara yg punya cerita rakyat berkaitan dgn Majapahit dan Gajah Mada. Kesemuanya mengingatkan peristiwa sejarah penyerbuan Pasai pd tahun 1350 oleh Majapahit.

Bag. 3 Penaklukan Tanjung Pura (Pulau Kalimantan) 

Penundukan beberapa daerah di Tanjung Pura atau (Pulau Kalimantan seluruhnya) terdapat pemberitaannya dalam SEJARAH DINASTI MING sebagai berikut: Kaisar mengeluarkan pengumuman tentang pengangkatan Hiawang sebagai Raja Puni untuk menggantikan ayahnya.
Hiawang dan pamannya konon memberitahukan pada Kaisar bahwa kerajaannya setiap tahun mempersembahkan upeti sebanyak 40 kati kapur barus kepada Raja Jawa. Dan mereka memohon agar Kaisar Cina mau membantu mereka untuk mengeluarkan pengumuman tentang pembatalan upeti tersebut. Sbg gantinya supaya upeti itu dapat dikirim ke istana Kaisar. PUNI adalah nama lama BRUNEI.
Demikianlah Brunei saat itu sudah menjadi negara bawahan Majapahit pada pertengahan kedua abad 14. Hal ini sesuai dgn pemberitaan Negarakretagama yg menyebut Brunei sbg daerah bawahan.
Penyebutan KUTEI, bagian timur Kalimantan, sebagai TANJUNG KUTEI. Hubungan antara Kutei dan Majapahit diberitakan dalam SILSILAH KUTEI seperti berikut; Kemudian Maharaja Sultan dan Maharaja Sakti berangkat ke Majapahit untuk mempelajari tatanegara Majapahit. Ikut pula bersama mereka Maharaja Indra dari Mataram. Sesampainya di Majapahit mereka diajarkan tatacara di Keraton dan adat yg dipakai oleh semua Mahamantri Agung. Tak berapa lama mereka pun kembali ke Kutei.
Sebuah keraton menurut cara Jawa pun didirikan. Sebuah pintu gerbang yg dibawa pulang dari Majapahit dijadikan hiasan keraton ini. Hubungan antara Kutei dan Majapahit mungkin bertarikh dari pertengahan abad 14, masa kejayaan Majapahit.
Hubungan dgn BANJAR dan KOTA WARINGIN di Kalimantan Selatan, dgn Majapahit diberitakan dalam HIKAYAT BANJAR dan KOTA WARINGIN dalam bentuk pernikahan antara Puteri Junjun Buih, anak pungut Lembu Mangurat dan Raden Suryanata dari Mahapahit seperti berikut: Adapun raja Mahapahit itu sesudah beroleh anak yg keluar dari matahari ini masih beroleh enam anak lainnya dan negeri pun terlalu makmur. Maka pada keesokan harinya Lembu Mangurat pun berangkat ke Majapahit dgn pengiring yg banyak sekali.
Sesampainya di Majapahit, Lembu Mangurat diterima dgn baik. Permintaan Lembu Mangurat akan Raden Putra sbg suami Puteri Junjung Buih juga dikabulkan. Maka kembalilah Lembu Mangurat ke negerinya. Dan pesta pernikahan besar2an pun diadakan.

Bag. 4 Penaklukan Daerah2 di Timur Pulau Jawa

Pertama-tama daerah yang ditaklukkan adalah PULAU BALI pada tahun 1343 berikut PULAU LOMBOK atau yang disebut dengan GURUN dalam naskah Negarakretagama. Kedua pulau ini hingga sekarang menunjukkan adanya pengaruh kuat dari Majapahit, sehingga penguasaan Majapahit atas Bali dan Lombok sudah tidak perlu diragukan lagi.
Negarakretagama dan Pararaton menyebutkan, penaklukan Kota DOMPO yang terletak di PULAU SUMBAWA terjadi pada tahun 1357 dibawah pimpinan LAKSMANA MPU NALA. Buktinya adalah penemuan Serat Kekancingan Jawa/prasasti dari abad 14 di Pulau Sumbawa. Hal ini memperkuat pemberitaan dalam naskah Negarakretagama dan Pararaton di atas, sehingga penguasaan Majapahit atas Pulau Sumbawa tidak dapat disangsikan lagi.
Prasasti Sumbawa tersebut adalah satu-satunya prasasti Majapahit yg pernah ditemukan di kepulauan di luar Jawa. Rupanya DOMPO dijadikan batu loncatan bagi Majapahit untuk menguasai pulau2 dan kerajaan2 kecil lainnya di sebelah timur hingga WANIN (PAPUA) di pantai barat Irian.
Berbeda dengan di SUWARNABHUMI (Sumetera) dan TANJUNG PURA (Kalimantan) di daerah2 sebelah timur Pulau Jawa, terkecuali Bali dan Lombok, tidak ada hikayat-hikayat daerah. Oleh karena itu tidak ada pula dongengan tertulis di babad2 lampau yg menyebutkan hubungan daerah2 timur dengan Majapahit.
Demikianlah sampai pada pertengahan abad ke 14, daerah2 di luar Jawa yang dikuasai Majapahit adalah:
1. DI SUMATERA: Jambi, Palembang, Dharmasraya, Kandis, Kahwas, Siak, Rokan, Mandailing, Panai, Kampe, Haru, Temiang, Parlak, Samudera Pasai, Lamuri, Barus, Batan, Lampung.
2. DI KALIMANTAN: Kapuas, Katingan, Sampit, Kota Lingga, Kota Waringin, Sambas, Lawai, Kandangan, Singkawang, Tirem, Landa, Sedu, Barune, Sukadana, Seludung, Solot, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung, Tanjung Kutei, Malano.
3. DI SEMENANJUNG TANAH MELAYU (HUJUNG MEDINI): Pahang, Langkasuka, Kelantan, Saiwang, Nagor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik, Kelang, Kedah, Jerai.
4. TIMUR PULAU JAWA: Bali, Badahulu, Lo Gajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Dompo, Sapi, Gunung Api, Seram, Hutan Kadali, Sasak, Bantayan, Luwuk, Makasar, Buton, Banggawi, Kunir, Galian, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Alor, Bima, Wandan (Banda), Ambon/Maluku, Wanin (Papua), Seran, Timor.

Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar