Ekarici Ditta Rahmadani
Bag 1. Penaklukkan Jawa dan Sumatera
Setelah meruntuhkan Jayakatwang di Daha pada
bulan April 1293 m, desa Majapahit awal di Alas Trik menjadi pusat pemerintahan
kerajaan baru, Kerajaan Majapahit. Saat itu wilayah kekuasaannya meliputi
daerah kerajaan lama Singhasari, hanya sebagian kecil saja dari Jawa Timur.
Sepeninggal Ranggalawe pd tahun 1295 M atas
permintaan Arya Wiraraja sesuai janji Sanggramawijaya, kerajaan Majapahit
dibelah dua; bagian Timur yg meliputi daerah Lumajang diserahkan pada Wiraraja.
Shg pd akhir abad 13 Majapahit hanya meliputi daerah KEDIRI, SINGHASARI,
JENGGALA dan MADURA. Dengan penumpasan Nambi pd 1316 LUMAJANG bergabung lg dgn
Mahapahit (Prasasti Lamongan). Dan sejak thn 1331 wilayah Majapahit diperluas
berkat pendudukan SADENG di tepi sungai Bedadung dan KETA dipantai utara
Panarukan. Saat itu wilayah Kerajaan Majapahit meliputi SELURUH JAWA TIMUR dan
MADURA.
Baru setelah itu Majapahit mulai menjangkau
pulau2 di luar Jawa yg disebut Nusantara. Menurut Pararaton ini sangat
dipengaruhi oleh program politik ekspansi Gajah Mada pd 1334. Namun
pelaksanaannya baru berjalan mulai tahun 1343 dengan penundukan BALI.
Antara tahun 1343 dan 1347, Adityawarman
meninggalkan Jawa untuk mendirikan Kerajaan Malayapura di Minangkabau, Sumatera
(Prasasti Sansekerta pd arca Amoghapasa 1347 M. Dlm prasasti ini Adityawarman
bergelar Tuhan Patih).
Pada thn 1377 SUWARNABHUMI diserbu oleh tentara
Jawa. Putra mahkota Suwarnabhumi tidak berani naik tahta tanpa bantuan dan
persetujuan kaisar Cina. Karena takut pada raja Jawa Majapahit.
Kaisar Cina lalu mengirim utusan ke Suwarnabhumi
untuk mengantarkan surat pengangkatan namun di tengah jalan dicegat oleh
tentara Jawa dan dibunuh. Meskipun demikian kaisar tidak mengambil tindakan
balasan terhadap raja Jawa, karena mengakui bahwa tindakan balasan tidak dpt
dibenarkan.
Sebab utama serbuan tentara Jawa pd tahun 1377 ke
Suwarnabhumi ialah karena raja Suwarnabhumi pd tahun 1373 mengirim utusan ke
Cina diluar pengetahuan Raja Jawa. Pengiriman utusan itu dipandang sbg
pelanggaran thd status negara Suwarnabhumi, yg sebenarnya adalah negara bawahan
Majapahit.
Tarikh penundukan Suwarnabhumi sekitar tahun
1350. Keruntuhannya mengakibatkan jatuhnya daerah2 bawahannya di Sumatera dan
di Semenanjung Tanah Melayu ke dalam kekuasaan Majapahit. Duabelas negara
bawahan Suwarnabhumi adalah :
1. PAHANG
2. TRENGGANU
3. LANGKASUKA
4. KELANTAN
5. WOLOAN
6. CERATING
7. PAKA
8. TEMBELING
9. GRAHI
10. PALEMBANG
11. MUARA KAMPE
12. LAMURI
2. TRENGGANU
3. LANGKASUKA
4. KELANTAN
5. WOLOAN
6. CERATING
7. PAKA
8. TEMBELING
9. GRAHI
10. PALEMBANG
11. MUARA KAMPE
12. LAMURI
hampir semuanya disebutkan dlm
daftar daerah2 bawahan Majapahit. Daftar tsb juga menyebut nama2 daerah bawahan
lainnya. Rupanya Suwarnabhumi dijadikan batu loncatan bagi tentara Majapahit
untuk menundukkan daerah2 lainnya di sebelah barat pulau Jawa.
Bag 2. Penaklukan Tumasik (Singapura) dan
Samudera Pasai
Di daerah2 bawahan Majapahit di Suwarnabhumi
tadi, tidak diketemukan Serat Kekancingan atau Prasasti sebagau bukti adanya
kekuasaan Majapahit. Namun hikayat2 daerah tsb, yg ditulis kemudian, byk
menyinggung adanya hubungan antara berbagai daerah dgn Kerajaan Majapahit.
Memang lbh banyak dalam bentuk dongengan, tidak sbg catatan sejarah khusus.
Cerita2 rakyat tersebut menunjukkan kekaguman thd
keagungan Majapahit. Tentang kejayaan serbuan TUMASIK oleh tentara Majapahit
berkat pengkhianatan seorang pegawai kerajaan, yg bernama Rajuna Tapa. Konon
sehabis peperangan Rajuna Tapa kena umpat sbg balasan khianatnya, berubah
menjadi batu di sungai Singapura, rumahnya roboh dan beras simpanannya mjd
tanah.
Dongengan tsb mengingatkan serbuan Tumasik oleh
tentara Majapahit di sekitar tahun 1350, krn Tumasik termasuk salah satu pulau
yg harus ditundukkan dlm program politik Gajah Mada dan lalu tercatat dlm
daftar daerah bawahan Majapahit.
Begitu pula dgn Kerajaan Islam Samudera Pasai di
Sumatera Utara. Terdapat dongeng romantis tentang serbuan Pasai oleh tentara
Majapahit yg diceritakan dalam HIKAYAT RAJA RAJA PASAI. Pada pemerintahan
Sultan Ahmad di Pasai, puteri Gemerencang dari Majapahit jatug cinta pada Abdul
Jalil, putera Raja Ahmad hanya krn melihat gambarnya.
Oleh krn itu ia pun pergi ke Pasai dgn membawa
banyak kapal. Sebelum mendarat terdengar kabar bahwa Abdul Jalil telah mati,
dibunuh oleh ayahnya. Puteri itupun kecewa dan putus asa, lalu berdoa pd dewa
agar kapalnya tenggelam. Doanya pun dikabulkan. Mendengar kabar itu Sang Raja
Majapahit murka, lalu mengerahkan tentara untuk menyerang Pasai. Ketika pasukan
Majapahit menyerbu Pasai, Sultan Ahmad berhasil melarikan diri, namun Pasai berhasil
dikuasai dan diduduki.
Ini hanya cerita rakyat yg melengkapi
kegemilangan ekspedisi Sumatera yg mungkin sekali dipimpin Gajah Mada sendiri.
Sebab ada beberapa nama tempat di Sumatera Utara yg mengingatkan serbuan Pasai
oleh tentara Majapahit di bawah komando Gajah Mada.
Misalnya, sebuah bukit di dekat kota Langsa
bernama Manjak Pahit. Menurut cerita setempat, tentara Majapahit membuat
benteng di atas bukit itu dalam persiapan menyerang Temiang.
Rawa antara Peurlak dan Peudadawa bernama Paya
Gajah (Gajah Mada), krn menurut dongengan rawa tsb dilalui oleh tentara
Majapahit di bawah pimpinan Gajah Mada dalam perjalanan menuju Lhokseumawe dan
Jambu Air, yg menjadi sasaran utama serangannya.
Bukit Gajah yg terletak di pedalaman disebut
demikian karena setelah tiba di Jambu Air, Gajah Mada bersama tentaranya
langsung bergerak menuju bukit itu. Dan bukit di dekatnya bernama Meunta,
perubahan dari nama Mada, krn disitulah Gajah Mada membuat persiapan untuk
menyerang Pasai. Itulah beberapa nama tempat di Sumatera Utara yg punya cerita
rakyat berkaitan dgn Majapahit dan Gajah Mada. Kesemuanya mengingatkan
peristiwa sejarah penyerbuan Pasai pd tahun 1350 oleh Majapahit.
Bag. 3 Penaklukan Tanjung Pura (Pulau Kalimantan)
Penundukan beberapa daerah di Tanjung Pura atau
(Pulau Kalimantan seluruhnya) terdapat pemberitaannya dalam SEJARAH DINASTI
MING sebagai berikut: Kaisar mengeluarkan pengumuman tentang pengangkatan
Hiawang sebagai Raja Puni untuk menggantikan ayahnya.
Hiawang dan pamannya konon memberitahukan pada
Kaisar bahwa kerajaannya setiap tahun mempersembahkan upeti sebanyak 40 kati
kapur barus kepada Raja Jawa. Dan mereka memohon agar Kaisar Cina mau membantu
mereka untuk mengeluarkan pengumuman tentang pembatalan upeti tersebut. Sbg
gantinya supaya upeti itu dapat dikirim ke istana Kaisar. PUNI adalah nama lama
BRUNEI.
Demikianlah Brunei saat itu sudah menjadi negara
bawahan Majapahit pada pertengahan kedua abad 14. Hal ini sesuai dgn
pemberitaan Negarakretagama yg menyebut Brunei sbg daerah bawahan.
Penyebutan KUTEI, bagian timur Kalimantan,
sebagai TANJUNG KUTEI. Hubungan antara Kutei dan Majapahit diberitakan dalam
SILSILAH KUTEI seperti berikut; Kemudian Maharaja Sultan dan Maharaja Sakti
berangkat ke Majapahit untuk mempelajari tatanegara Majapahit. Ikut pula
bersama mereka Maharaja Indra dari Mataram. Sesampainya di Majapahit mereka
diajarkan tatacara di Keraton dan adat yg dipakai oleh semua Mahamantri Agung.
Tak berapa lama mereka pun kembali ke Kutei.
Sebuah keraton menurut cara Jawa pun didirikan.
Sebuah pintu gerbang yg dibawa pulang dari Majapahit dijadikan hiasan keraton
ini. Hubungan antara Kutei dan Majapahit mungkin bertarikh dari pertengahan
abad 14, masa kejayaan Majapahit.
Hubungan dgn BANJAR dan KOTA WARINGIN di
Kalimantan Selatan, dgn Majapahit diberitakan dalam HIKAYAT BANJAR dan KOTA
WARINGIN dalam bentuk pernikahan antara Puteri Junjun Buih, anak pungut Lembu
Mangurat dan Raden Suryanata dari Mahapahit seperti berikut: Adapun raja
Mahapahit itu sesudah beroleh anak yg keluar dari matahari ini masih beroleh
enam anak lainnya dan negeri pun terlalu makmur. Maka pada keesokan harinya
Lembu Mangurat pun berangkat ke Majapahit dgn pengiring yg banyak sekali.
Sesampainya di Majapahit, Lembu Mangurat diterima
dgn baik. Permintaan Lembu Mangurat akan Raden Putra sbg suami Puteri Junjung
Buih juga dikabulkan. Maka kembalilah Lembu Mangurat ke negerinya. Dan pesta
pernikahan besar2an pun diadakan.
Bag. 4 Penaklukan Daerah2 di Timur Pulau Jawa
Pertama-tama daerah yang ditaklukkan adalah PULAU
BALI pada tahun 1343 berikut PULAU LOMBOK atau yang
disebut dengan GURUN dalam naskah Negarakretagama. Kedua pulau ini hingga
sekarang menunjukkan adanya pengaruh kuat dari Majapahit, sehingga penguasaan
Majapahit atas Bali dan Lombok sudah tidak perlu diragukan lagi.
Negarakretagama dan Pararaton menyebutkan,
penaklukan Kota DOMPO yang terletak di PULAU SUMBAWA terjadi pada tahun 1357
dibawah pimpinan LAKSMANA MPU NALA. Buktinya adalah penemuan Serat Kekancingan
Jawa/prasasti dari abad 14 di Pulau Sumbawa. Hal ini memperkuat pemberitaan
dalam naskah Negarakretagama dan Pararaton di atas, sehingga penguasaan
Majapahit atas Pulau Sumbawa tidak dapat disangsikan lagi.
Prasasti Sumbawa tersebut adalah satu-satunya
prasasti Majapahit yg pernah ditemukan di kepulauan di luar Jawa. Rupanya DOMPO
dijadikan batu loncatan bagi Majapahit untuk menguasai pulau2 dan kerajaan2
kecil lainnya di sebelah timur hingga WANIN (PAPUA) di pantai barat Irian.
Berbeda dengan di SUWARNABHUMI (Sumetera) dan
TANJUNG PURA (Kalimantan) di daerah2 sebelah timur Pulau Jawa, terkecuali Bali
dan Lombok, tidak ada hikayat-hikayat daerah. Oleh karena itu tidak ada pula
dongengan tertulis di babad2 lampau yg menyebutkan hubungan daerah2 timur
dengan Majapahit.
Demikianlah sampai pada pertengahan abad ke 14,
daerah2 di luar Jawa yang dikuasai Majapahit adalah:
1. DI SUMATERA: Jambi, Palembang, Dharmasraya,
Kandis, Kahwas, Siak, Rokan, Mandailing, Panai, Kampe, Haru, Temiang, Parlak,
Samudera Pasai, Lamuri, Barus, Batan, Lampung.
2. DI KALIMANTAN: Kapuas, Katingan, Sampit, Kota
Lingga, Kota Waringin, Sambas, Lawai, Kandangan, Singkawang, Tirem, Landa,
Sedu, Barune, Sukadana, Seludung, Solot, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalung,
Tanjung Kutei, Malano.
3. DI SEMENANJUNG TANAH MELAYU (HUJUNG MEDINI):
Pahang, Langkasuka, Kelantan, Saiwang, Nagor, Paka, Muar, Dungun, Tumasik,
Kelang, Kedah, Jerai.
4. TIMUR PULAU JAWA: Bali, Badahulu, Lo Gajah,
Gurun, Sukun, Taliwung, Dompo, Sapi, Gunung Api, Seram, Hutan Kadali, Sasak,
Bantayan, Luwuk, Makasar, Buton, Banggawi, Kunir, Galian, Salayar, Sumba, Muar
(Saparua), Alor, Bima, Wandan (Banda), Ambon/Maluku, Wanin (Papua), Seran,
Timor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar